Minggu, 13 Juli 2014

sepucuk rindu ananda untukmu,bunda

Assalamu’alaikum wr.wb.
Apa kabar bund?
Semoga Allah tetap menjaga langkahmu dijalan-Nya..
Hem,terdengar kabar..
Bahwa tubuh bunda kian kurus..
Mengapa bund?
Akankah ananda sebagai penyebabnya?
Bund..
Jujur,ananda merindukan pelukan bunda..
Ananda ingin berada dalam kehangatan belaian bunda…
Ananda ingin bersama bunda..
Namun,semua hanya terukir dalam angan yang bermain di pelupuk mata ananda..

Bunda.....
Apakah bunda juga merindukan ananda?
Permata hati bunda yang kini jauh dari pandangan mata?
Akankah bunda memikirkan kesehatan ananda?
Ah,suatu hal yang seharusnya tak perlu ananda tanyakan..
Karena hal ini pasti dirasakan setiap orang tua terhadap anaknya..
Yang berada jauh dari belaian kasih sayangnya..
Bund..
Hanya doa yang yang selalu ananda senandungkan..
Terpanjatkan kepada sang maha kasih..
Semoga dalam helaian nafas bunda..
Tersirat bahagia yang abadi..
Bukankah doa senada yang bunda haturkan kepada-Nya untuk ananda?
Bund..
Berapa liter airmatakah yang telah ananda sebabkan?
Akankah sebanding dengan tawa yang ananda torehkan?
Berapa sakitkah yang telah ananda ciptakan?
Akankah sebanding dengan tugas yang ananda laksanakan sebagai pelipur laramu?
Ananda terlalu banyak bertanya bund..
Maka ananda minta maaf..
Atas setiap duka yang terlukis..
Atas airmata yang bertaburan di matamu..
Atas kasih yang tak kunjung dapat ananda balas..
Terima kasih,bund..
Atas cinta yang telah bunda persembahkan..
Atas kenangan indah yang tak ternilaikan..
Atas buaian kasih yang tercurahkan untuk ananda..
Semoga bahagiamu tercipta oleh ananda..
Hingga terukir senyum dalam maya dan nyatamu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar